I was very upset knowing that my computer didn't work. Padahal kemarin masih bisa dipake bikin RPP (a.k.a Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Pagi tadi, komputer tercinta langsung mati, tanpa notifikasi, tanpa pesan terakhir apalagi ninggalin wasiat.
Panik membayangkan deathline tugas Discourse Analysis dan Intercultural Communication research. But in many cases, panic doesn't help at all. Just waste our energy. So I tried to pass my morning time joyfully; enjoying my breakfast and think clearly...
In short, I asked an expert to repair my computer. Nah lho!! pusing sendiri mu ngetik tugas dimana. akhirnya, daripada buang2 waktu meratapi komputer yang tengah mendapat perawatan, kuputuskan untuk menulis konsep penelitian di dalam buku tulis dengan menggunakan sebuah bolpoin. Tulis tangan? kapan terakhir kali tanganku memegang bolpoin? setauku, selalu saja keyboard komputer yang menjadi teman setia kesepuluh jariku ini.
Ga puguh ngerjain tugas ditulis tangan. Ga bisa copy paste, ga bisa di undo, ga bisa di backspace and ngetik ulang (sigh).
Tangan menopang dagu, pandangan kosong melompong. Tugas, maukah kau bekerjasama denganku? Tolong jangan meminta yang aneh-aneh ya? jangan bikin aku susah ya? Aku ga punya amplop buat ngebujuk kamu. Tapi kamu lihat sendiri kan keadaan sekarang gimana. Komputer temen setia kamu lagi sakit. Wayahna, ku pulpen heula we nya? Engke urang ka rental. Tenang, pada saatnya semua akan beres kok. Trust me =)
Bergegas kucari rental komputer terdekat. Ya sudahlah, daripada tugas tak kelar jua, mending nangkring di rental.
Melongo beberapa saat di depan layar komputer rentalan, mengetik sebentar, berpikir sejenak, smsan dalam hitungan menit, pegel juga ternyata. Lupa kalo ini bukan di kosan, jadi ga bisa jungkir balik atau salto dulu buat ngilangin pegel.
Jadi yaa, kutinggalkan saja tugas interkom, buku-buku dsb di rental tersebut. "Mas, nitip ya. Mau ke kosan dulu."
Kebetulan seorang teman akan berkunjung ke kosan. Aku pun menemuinya dulu. Setelahnya, karena pusing, aku jalan-jalan sebentar di sekitar Gerlong, jajan, terus ke bank.
Sepulang dari bank, balik lagi ke rental, daaaaaannnnn............seseorang yang ku kenal sedang duduk manis di depan sebuah komputer, persis di sebelah komputer yang tengah kupakai.
Heran kan, ngapain dia di sana?? selidik punya selidik, dia pun sedang mengerjakan tugas serupa. Kok ngerjain di rental ya? Kenapa ga di kosan aja?
"Sering ke rental ini? " tanyaku basabasi.
"Ngga. Lagi pengen ke sini aja," ujarnya dengan sebuah senyum manis.
"Ooh.." dan kami pun melanjutkan pekerjaan masing-masing.
Aku ga konsen, masih penasaran sekaligus seneng ada temen.......temen ngerental.
"Kenapa ngerjain di rental?" kuberanikan diri saja.
"Ga punya komputer soalnya." hey, dia masih tersenyum. Aku menelan ludah. Dan aku tertegun.
"Jadi, tiap tugas selalu ditulis tangan dulu baru diketik di rental?"
"Iya," jawabnya tanpa melepaskan senyum, tanpa beban.
Saat itu pula aku ngerasa MALUUUUUUUUUUUU sama diri sendiri. Yang tadinya kupikir aku sangat menderita karena harus mengerjakan tugas dengan cara ditulis tangan, ternyata ada orang yang lebih sering melakukan itu. Ya Tuhan Ya Tuhan Ya Tuhan Ya Tuhan,,,,,,,,,inikah keajaibanku hari ini? Lewat diakah Kau menunjukkan jalan agar aku bersyukur?
*dan setelah itu aku merasa lega dan tenang, entah kenapa. Aku tak cemas lagi memikirkan tugas interkom ini. karena memang tugas itu harus dikerjakan bukan dipikirkan....
-dedicated to tugas penelitian Intercultural Communication-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar