Hari ke-1 di rmh sakit.
Lapar stadium 4. Sgt berharap sarapan segera datang. Jam 7. Akhirnyaa. Sepiring bubur dgn taburan ayam,cakue&telur rebus plus semangkuk sup bening.
Imej makanan rmh sakit yg gada rasanya emang sudah sgt terbayangkan. Tp lapar yg mendera membuatku melapangkan dada utk makan apa aja yg dikasih pihak berwaj...eh rumah sakit.
Beberapa suapan pertama msh dpt kuterima dgn baik. Selanjutnya? Trnyata emang bener,makanan rmh sakit ga lebih enak dari pecel lele,kwetiau,mi ayam ato bakso.
Akhirnya sarapan pagiku bersisa. Yang bikin sebel, dokter blg ak harus bnyak makan&minum biar cepet sembuh. (Lain kali ak harus ngusulin rajungan ato ayam bakar d list menu rumah sakit).
Makan siang. Menunya agak beradab: tempe, daging sapi, sup. (Meskipun temanya msh bubur). Pengen nyobain makan sendiri, maksain bangun. Menatap makanan d atas baki. Berdoa agar buburnya tiba2 berubah jd nasi goreng. Tp yaa,,,emang sgt ga realistis doanya. (Hyg ditakol ku dokter&perawat?).
Makan siang,makan sore, ga pernah abis. Mulai frustasi dgn makanan yg ga sesuai dgn cita rasa nusantara.
Hari ke-2.
Karena sudah terbukti disuapin itu ga enak, seterusnya sok2 mandiri. Posisi yg agak mendingan buat makan: duduk sila d tepi kasur, baki makanan persis d depanku. (Bakina teh disimpen d luhureun penyangga baki nu aya rodaan gening. Naon sih nu kitu teh?).
Di tengah2 suapan keputusasaan, terlihat pasien sebelah pun tengah menikmati sarapannya. (Tp kata menikmati nampaknya kurang pas utk konteks ini).
Seorang nenek, sekitar 55-60 taunan. Terbaring lemah. Darah tinggi katanya. Seorang ibu (yg adalah putrinya),duduk setia d samping sang nenek, menyuapi.
Ak: sae Bu tuangna?
Ibu: alhamdulillah. Kamari2 mah teu lebet bubur teh. Ayeuna mah alhamdulillah kersa.
Ak: seep Bu eta teh?
Ibu: seep. Ah, dipaksa we neng.(tersenyum)
Kuperhatikan sang nenek(belum renta kelihatannya). Terbaring dgn selang infusan d tangan kiri (Nek, 'gelang' kita keren y). Terlihat ikhlas menelan suap demi suap makanan. Tanpa protes, tanpa erang kesakitan.
Kulihat makanan d atas baki sendiri. Masih banyak. Segera saja kuhabiskan.
Saat makan siang. Baki makanan si nenek belum disentuh.
Ak: teu acan tuang,Bu? (tanyaku pada si ibu)
Ibu: teu acan neng. Ke sakedap deui.
Ak pun tidur2an. Saat kulihat si nenek mulai makan, dgn segera kuraih baki makananku. Masih dgn posisi yg sama: duduk sila di tepi ranjang.
Sesekali melihat si nenek. Jika makanan beliau hampir habis, buru2 kuhabiskan makananku. Satu saja alasannya: MALU. Apa kata dunia ak yg baru kepala 2 kalah 'lahap' oleh wanita yg sudah bercucu.
Maka, waktu makan tidak lagi semenyedihkan sebelumnya. Kabar baiknya, bubur di piringku sekarang tak pernah bersisa. (Pak dokter, berarti sebentar lg boleh pulang dong?).
Hal lainnya, nenek tak pernah mengeluh kesakitan, bahkan pada malam hari sekalipun. Berasa bertetangga dengan orang sehat. Luarbiasa. Apa ini yg disebut pasrah&tawakal?
Dan sepertinya,kehadiran nenek membuatku merasa lebih baik.
Hari ke-3.
Ngerasa ga rela pas tau nenek dibolehin pulang T.T
Kunikmati saat2 sarapan bareng nenek (yg pastinya itu momen makan bareng terakhir). Sebelum dzuhur, keluarga nenek datang. Beres2. Nenek pun pulang. Padahal satu kata pun tak pernah kuucapkan padanya. Tak juga sepotong komunikasi kami lakukan.
Si ibu berpamitan padaku&keluargaku. Nenek? Masih d atas tempat tidurnya. Didorong ke luar kamar.
Siapa yg bakal nemenin ak makan? *sigh*
Bersamaan dgn hilangnya nenek dari pandangan, hilang juga separuh semangat yg baru sebentar ak dapat.
Saat makan siang tentu saja menjadi kembali menyedihkan. Ak memandangi ranjang nenek yg kosong. Sudah tak ada. Tapi ak ingin sembuh. Sambil kubayangkan nenek yg tengah mengunyah, kuhabiskan sisa makananku.
Hari ke-4 alias H-2 lebaran. Horeee!! Ak boleh pulaaang. (Teu rido dunya aherat mun kudu lebaran di RS). Dan tahukah? Untuk sarapan terakhir, petugas katering menawarkan berbagai pilihan makanan.
'Kentang goreng plus ayam crispy A.' (edaaass,,,loba gaya pisan pasen teh,haha).
Empat hari sudah liburanku di vip C ruang 102 RSUD Sumedang. Tos ah, moal deui2. Tato infus d pergelangan kanan, satu bekas suntikan d lengan kanan, tiga bekas diambil darah d jari2 kiri, plus dua bekas suntikan bawah kulit yg mirip gigitan vampir d tangan kiri.
Dari semua momen liburan d RS yg sangat mengesankan ini, adalah satu yg paling istimewa: NENEK.
Motivasi eksternal berdampak besar terhadap pencapaian sebuah tujuan. Dan teman seperjuangan,,,membuat kita merasa tidak sendiri :)
*Mengenang empat hari bersejarah, 5-8 September 2010*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar